Penanaman Karakter Pada Anak



‘’Pentingnya Menanamkan Pendidikan Karakter Bagi Anak”

Pendidikan karakter pada anak sangat diperlukan dikarnakan saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Pendidikan karakter berasal dari dua kata pendidikan dan karakter, menurut beberapa ahli, kata pendidikan mempunyai definisi yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang.
Pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan  terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kemampuan diri, kepribadian diri, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi Dirinya Sendiri, Masyarakat, Bangsa, dan Negara.
Adapun menurut beberapa ahli mengenai pengertian pendidikan yang pertama menurut Sudirman N. pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mantap. Sementara menurut pendapat Ki Hadjar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak agar selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Selanjutnya pengertian karakter, dalam Kamus Bahasa Indonesia kata ‘karakter’ diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dangan yang lain, dan watak. Menurut Ki Hadjar Dewantara, memandang karakter sebagai watak atau budi pekerti. Menurutnya budi pekerti adalah bersatunya antara gerak fikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang kemudian menimbulkan tenaga. Menurut Albertus adalah diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam mennghayati nilai-nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan dengan dirinya, sesame dan Tuhan.
Dari beberapa definisi karakter tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang (pendidik) untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada seseorang (peserta didik) sebagai pencerahan agar peserta didik mengetahui, berfikir dan bertindak secara bermoral dalam menghadapi setiap situasi. Oleh karena itu ada beberapa langkah yang dapat diajarkan kepada anak agar membentuk karakter yang baik:
Yang Pertama mengajarkan kejujuran, hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun penjelasan teori atau cerita mengenai kejujuran saja tidak cukup untuk menumbuhkan sikap kejujuran pada anak, hal ini perlu juga dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab anak-anak akan membutuhkan sesuatu yang nyata dalam pandangan mereka, sehingga teori mengenai kejujuran tidak akan lagi nampak abstrak untuk mereka. Untuk itu, mulailah menerapkan sikap dan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari, seperti menerapkannya dalam ucapan atau kalimat dalam kehidupan sehari-hari. Tentu, apa yang diucapkan harus konsekuen dengan apa yang diperbuat. Sebab, kadang-kadang justru kalimat inilah yang sulit untuk dipegang.
Serta berikan pemahaman pada anak bahwa “jujur itu nikmat”. Ada serangkaian kejujuran yang akan terasa nikmat namun kenikmatannya itu tidak dapat secara langsung kita nikmati. Hal ini penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Ajarkan anak untuk selalu mendahulukan perilaku kejujuran sebab kejujuran akan mengantarkan mereka pada kehidupan yang tenang dan damai tanpa dihantui rasa bersalah. Nah, disinilah sebagai orang tua dan guru memiliki peran sangat penting dalam penerapan sikap jujur pada anak.
Selain peran orang tua peran guru pun sangat penting pengaruhnya untuk mengajarkan anak atau siswa untuk menanamkan atau mengajarkan kejujuran, dan cara menumbuhkan sikap jujur pada peserta didik jangan meremehkan hal kecil, sebab sesuatu yang besar berawal dari yang keci. Terkadang tanpa sadar kita mengajarkan anak untuk berbohong. Ketika siswa ditanya bagaimana kabar mereka, maka mereka akan menjawab baik-baik saja. Siswa yang mengalami masalah seperti mengantuk saat belajar mengatakan bahwa ia baik baik saja padahal ia berkata bohong. Ia merasa takut dan malu untuk mengatakan bahwa ia Selain peran orang tua peran guru pun sangat penting pengaruhnya untuk mengajarkan anak atau siswa untuk menanamkan atau mengajarkan kejujuran, dan cara menumbuhkan sikap jujur pada peserta didik jangan meremehkan hal kecil, sebab sesuatu yang besar berawal dari yang keci. Terkadang tanpa sadar kita mengajarkan anak untuk berbohong. Ketika siswa ditanya bagaimana kabar mereka, maka mereka akan menjawab baik-baik saja. Siswa yang mengalami masalah seperti mengantuk saat belajar mengatakan bahwa ia baik baik saja padahal ia berkata bohon. Ia merasa takut dan malu untuk mengatakan bahwa ia maasih ngantuk untuk menerima matapelajaran yang akan diberikan. Seorang guru secara tidak langsung membiasakan siswa untuk berkata tidak jujur terhadap yang ia rasakan. Sebagai kita harus mampu membantu siswa dalam menubuhkan sikap jujur kepada siswa dengan baik.  
Selanjutnya berikan pengetahuan dan keyakina bahwa tuhan maha melihat. Kenalkan anak pada keyakinan bahwa dimanapun mereka berada kapanpun mereka berbohong meski tanpa diketahui orang lain masih ada tuhan Yang Maha Melihat segalanya yang akan selalu mencatat setiap perilaku buruk yang mereka lakukan. Nah, lantas bagaimana orangtua bisa mengetahui anak-anaknya tetap berperilaku jujur atau tidak meski berada di luar rumah? Percayalah ibu, ketika kita menitipkan anak-anak kita pada sang Pemilik Hidup ketika anak-anak jauh dari jangkauan kita, maka apa yang dilakukannya diluar jangkauan prinsip kita pasti akan ditunjukannya pada kita. Misalkan ketika anak menyembunyikan sesuatu dalam tasnya, seolah secara tiba-tiba kita merasa ingin memeriksa tasnya dan menemukan apa yang mereka sembunyikan dari kita.
     Kedua mengajarkan sopan santun, dalam hal ini orangtua menjadi role model. Pembentukan perilaku dan karakter sopan santun sangat dipengaruhi lingkungan sekitar. Anak pasti melihat dan menyontoh perilaku orangtua sehari-hari. Ayah Bunda merupakan model perilaku anak. Di sisi lain, anak dianggap sebagai sosok peniru yang ulung. Sebaiknya orangtua selalu menunjukkan sikap sopan santun. Dengan begitu, anak pun secara otomatis akan mengadopsi perilaku tersebut. Mengajarkan sopan santun paling tepat adalah melalui contoh, tidak hanya melalui nasihat.Anak sering lupa bagaimana bersikap baik, sehingga sangat wajar bila ia tiba-tiba melakukan tindakan kurang sopan. Jangan langsung memarahinya. Tapi ingatkan dia bahwa tindakan tersebut tidak sopan. Beri peringatan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, "Wah, karena terlalu haus, jagoan Bunda lupa bilang terima kasih ya..."
     Untuk membentuk sikap yang sopan dan santun, orangtua harus konsisten dan jangan bersikap permisif atau memaklumi dengan alasan apapun. Bila anak melakukan tindakan yang tidak sopan, ingatkan lagi, lagi dan lagi. Pengajaran tatakrama sebaiknya dimulai dari hal yang kecil. Anak dikenalkan mengenai aturan-aturan atau adab sopan santun. Kelak kebiasan-kebiasan baik yang kadang luput dari perhatian ini akan terus dilakukan hingga dia besar. Nah, berikut contoh-contoh sikap dasar yang perlu diberikan, yaitu: Mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu atau ketika si prasekolah dibawakan sesuatu baik oleh orang tua maupun orang lain. Sekaligus mengajarkan menghargai jerih payah orang lain.
     Selanjutnya dalam penerapan sopan santun orang tua pun dapat memberikan  mengajarkan tentang bagaiman anak mengucapkan “maaf” jika bersalah dan berani mengakui kesalahan. Mengucapkan tolong ketika meminta diambilkan sesuatu, misalnya. Dengan begitu, anak belajar untuk menghargai pertolongan atau bantuan orang lain. Menyapa, memberi salam atau mengucapkan permisi jika bertemu orang lain. Mengajarkan pula perilaku ramah dan agar mudah bersosialisasi. Mengajarkan adab menerima telepon. Sekaligus mengajarkan bagaimana berbudi bahasa yang baik. Dalam skala yang lebih luas, bagaimana bersikap di tempat umum, misalnya tidak berteriak-teriak, tidak memotong pembicaraan orang.
     Selain memberikan contoh yang baik, tentunya orang tua juga perlu menjelaskan pada si prasekolah kenapa harus menerapkan sopan santun. Misalnya, kalau anak berteriak-teriak atau lari kesana-kemari saat Ayah Bunda menerima tamu tentu akan mengganggu konsentrasi dan pembicaraan. Di sisi lain, Ayah Bunda pun jadi malu melihat tingkah-polah si anak. Sang tamu mungkin tak berkeberatan dengan sikap seperti itu, malah barangkali menganggap lucu. Akan tetapi, jika perilaku yang sama terus dilakukan efek jangka panjangnya cenderung negatif bagi si anak sendiri. Barangkali si kecil juga tak tahu maksud harus mengucapkan terima kasih, maaf, salam dan sebagainya. Menjadi tugas orang tualah untuk menjelaskan alasan semua aturan atau tatakrama tersebut. Nah, mengajak atau mengajarkan anak bersopan santun sekali lagi tidak perlu dengan cara yang keras.
 Namun upayakan dengan kelembutan sehingga anak betul-betul memahami maksud dan tujuan beretika. Umumnya, anak yang baik dan bisa menghargai orang lain adalah anak yang tahu sopan santun. Sebagai sebuah proses, bagaimana pun orang tua perlu sabar hingga anak mengerti dan menerapkannya. Kelak, anak yang dibiasakan dari kecil untuk bersikap sopan santun akan lebih mudah bersosialisasi. Dia akan mudah memahami aturan-aturan yang ada di masyarakat dan mau mematuhi aturan umum tersebut. Anak pun relatif mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, supel, selalu menghargai orang lain, penuh percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang baik. Pendek kata, dia tumbuh menjadi sosok yang beradab.
Selajutnya peran guru dalam membentuk karakter yang sopan santun dengan mengajari hal-hal kecil seperti membiasakan mengucapkan salam ketika bertemu guru maupun ketika masuk ke ruang guru, serta bahasa yang kita gunakan sebagai seorang guru  harus menggunakan bahasa yang sopan karena kita sebagai guru yaitu seorang panutan bagi siwa.
Ketiga  mengajarkan nilai tanggung jawab pada anak sangatlah penting, karena akan sangat bermanfaat bagi anak saat mereka mulai beranjak dewasa.lajar tanggung jawabUntuk bisa mencapai potensi yang ada dalam diri anak, sejak dini orang tua harus mengajarkan tentang bagaimana mensyukuri nikmat yang Allah berikan padanya agar anak memiliki rasa tanggung jawab dan kesadaran. Dan wajib bagi orang tua untuk mengajarkan anaknya sikap tanggung jawab baik kepada Allah sebagai Sang Pencipta, kepada semua ciptaan Allah dan tentunya tanggung jawab pada dirinya sendiri. Mengajarkan anak rasa tanggung jawab dapat dilakukan mulai sejak dini. Tumbuh kembang anak tergantung pada suatu hal yang diajarkan orang tua kepadanya. Maka dari itu, peran utama dalam tumbuh kembang anak adalah bagaimana cara orang tua dalam mendidik dan mengajarinya.
Mengajarkan nilai tanggung jawab pada anak sangatlah penting, karena akan sangat bermanfaat bagi anak saat mereka mulai beranjak dewasa. Hal ini tentulah tidak mudah, orang tua harus sabar dalam menghadapi sikap anak. Untuk mengenalkan rasa tanggung jawab pada anak, Anda dapat memberinya tugas misalnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau bisa juga memberinya binatang peliharaan untuk dipelihara. Berikut ada beberapa cara untuk mengajarkan tanggung jawab pada anak sejak dini.
1.      Ajarkan tanggung jawab pada anak mengajarkan anak tanggung jawab sejak dini Memberikan tugas yang membuat Anak bertanggung jawab. Mengajarkan anak bertanggung jawab dengan menanamkan kebiasaan berbagi pekerjaan pada anak. Mengajarkan anak melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan. Membiasakan anak melakukan pekerjaan rumah dari yang mudah seperti merapikan tempat tidurnya sendiri setiap bangun tidur.
2.      Sabar dan jangan putus asa. Mengajarkan anak untuk bertanggung jawab adalah hal yang tidak mudah, tapi pastikan bahwa anda tidak selalu memberikan bantuan pada anak. Sabar dan jangan mudah putus asa untuk mengajarkan anak bertanggung jawab karena itu demi kebaikannya.
3.      Jadi teladan bagi anak. Anda adalah sosok panutan bagi anak. Jadilah contoh dan teladan bagi anak anda. Anda harus menjadi seorang yang bertanggung jawab dahulu sebelum Anda mengajarkan pada anak.
4.      Berikan kepercayaan pada anak untuk  menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kemampuannya.
5.      Jangan pernah menyebut bahwa anak Anda tidak bertanggung jawab karena jika Anda mengatakan hal itu pada anak maka ia akan merasa bahwa dirinya memang tidak bertanggung jawab.
     Mengajarkan kejujuran, sopan santun, dan tanggung jawab pada anak sejak dini bisa membantu pembentukan karakter dan membuatnya menjadi anak yang lebih mandiri dan dan berprilaku baik.
Selajutnya peranan guru dalam menanamkan tanggung jawab kepada siswa juga sanagat penting untuk pembentukan karakter anak yang baik, yaitu dengan membiasakan siswa untuk bertanggung jawab misalkan hal-hal kecil dengan mnyuruh siswa agar membuang sampah pada tempatnya dan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dan guru sangatlah penting untuk pembentukan karakter anak yang baik dan sebagai acuan untuk orangtua maupun guru untuk tidak mengabaikan hal-hal kecil yang tanpa disadari itu akan merusak karakter anak.

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M.2015.Pengantar Ilmu Pendidikan,Banten:UNTIRTA
Webbsite:
Anonim, 2013. Definisi pendidikan menurut para ahli. Diperoleh dari
             http://www.7topranking.com
Anonim, pengertian pendidikan karakter.Diperoleh dari
              https://pndkarakter.wordpress.com
Anonim, 2012. Peran guru dalam pendidikan karakter. Diperoleh dari
Anonim, ___. Peranan orangtua sekolah dan guru dalam mensukseskan pendidikan Diperolrh dari
              https://salwintt.wordpress.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemikiran Richard L. Lanigan

Fungsi Batin Terhadap Pembentukan Kepribadain

Pertanyaan Filsafat Imanuel Kant